Kekasih dalam nama Yesus Kristus,
Johanes, penulis lima
buku di Alkitab Perjanjian Baru yaitu: Injil Johanes – 1 – 3 Johanes dan kitab
Wahyu.
Kitab Yohanes ini ditulis oleh Rasul Yohanes seorang
murid yang paling dikasihi Jesus (Johanes 13:23). Rasul ini menceriterakan
pengalaman hidupnya bersama Kristus, bukan hanya teori atau pengalaman orang
lain tetapi pengalaman pribadi. Pribadi yang telah diubah oleh Tuhan Yesus
menjadi pribadi yang mengasihi.
Siapakah Yohanes sebelum diubah oleh kasih Kristus,
dia adalah:
Markus
3:17: Yohanes anak Zebedeus digelari anak-anak
guruh, mungkin karena mereka anak Galilea yang penuh vitalitas dan suka meledak
- ledak.
Lukas
9:54: Yohanes tidak punya toleransi karena Yohanes berani minta izin kepada Jesus agar api turun dari langit
untuk membinasakan.
Markus 10:35-37: Yohanes seorang yang ambisius, dia meminta
kepada Jesus dan berkata: "Guru kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami”.
Jawab Yesus: Apakah kiranya yang engkau kehendaki? Yohanes meminta:
perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaanMu kelak yang seorang di sebelah
kananmu dan seorang lagi di sebelah kiriMu”. Lalu Yesus berkata: “Kamu
tidak tahu apa yang kamu minta”. Barangsiapa ingin menjadi besar diantara
kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu dan barangsiapa ingin menjadi hamba untuk
sesamanya bukan untuk dilayani melainkan untuk memberikan nyawanya menjadi
tebusan bagi orang banyak. Itulah kasih setia pengikut Kristus.
Latar belakang Yohanes yang sangat berbahaya ini telah
diubah oleh Kristus menjadi pribadi yang lembut dan mengasihi.
Kekasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
Sejak manusia lahir sudah penuh dosa, kita melihat Kain
dan Habel yang saling membunuh karena tidak ada kasih.
Kita melihat Kain yang jahat dan Habel yang baik:
Kain yang berasal dari sijahat membunuh adiknya
Mari kita naikkan pujian K.J. No. 018 : 1 + 4
“Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi, sedang yang diminta ada pada kita”
Mari kita naikkan pujian K.J. No. 018 : 1 + 4
“Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi, sedang yang diminta ada pada kita”
Mari kita bandingkan antara Kain dan Habel:
q Kain mempersembahkan hasil usahanya kepada Tuhan bukan
dari hasil yang terbaik;
q Kain memberi persembahan dengan bersungut - sungut;
q Habel memberikan persembahan yang terbaik dari usahanya
dia rela memberi dengan sukacita dan murah hati.
Mari kita mengikuti keteladanan Habel, memberikan yang
terbaik, dengan murah hati, dengan penuh sukacita membawa persembahan kepada
Allah.
Kita harus mau mengasihi sesama saudara “Jika kita mau
mengasihi tidak ada lagi pembunuhan, tidak ada maut yang membenci dunia sebab
maut adalah upah dosa”.
Apakah kita-kita ini sungguh - sungguh telah mengasihi
Tuhan dan saudara-saudara atau keluarga kita. Kita lihat apa yang telah kita
perbuat.
- Kita harus berusaha menolong orang lain dan saudara-saudara kita;
- Kita harus menutupi segala sesuatu kekurangan, kelemahan dan melupakan kesalahan orang lain (1 Korintus 13:17a).
Kalau kita telah melakukan seperti ini pasti kita telah
mengasihi sesuai yang diajarkan Tuhan Yesus.
Kekasih dalam nama Yesus Kristus,
Semua agama di dunia ini mempunyai,
undang-undang dan larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh pengikutnya.
Misalnya Agama Yahudi mempunyai “Sepuluh Hukum” yang disebut Hukum Taurat dan
agama-agama lain juga mempunyai aturan tentang cara yang baik dan apa yang
tidak boleh dilakukan.
Di lain pihak ke-Kristenan bukanlah semata-mata urusan
hukum, larangan dan perintah. Tetapi, segala sesuatu yang diperintahkan Tuhan
Yesus bagi kita harus dipatuhi yaitu: “PRINSIP KASIH”. Tuhan Yesus
memerintahkan kita dalam Yohanes 13:34 “Aku memberikan perintah baru
kepada kamu yaitu supaya kamu saling mengasihi. Aku mengasihi kamu, demikian pula
kamu saling mengasihi.”
Rasul Paulus berkata dalam 1 Korintus 13:4-7:
sungguhlah indahnya kasih itu: kasih itu sabar, kasih itu murah hati, kasih
itu tidak cemburu, kasih itu tidak memegahkan diri, tidak mencari keuntungan
sendiri, kasih itu tidak pernah menyalahkan orang lain dan kasih itu adil dan
selalu menutupi kekurangan orang lain. Kita harus menempatkan kasih sebagai
prioritas utama sebagaimana yang diperintahkan Tuhan Yesus, yaitu: “Iman,
pengharapan dan kasih dan yang paling besar ialah KASIH”. Jadi yang
paling besar dalam Kerajaan Allah adalah: “Mereka yang besar dalam kesalehan
batin dan kasih bagi Allah” bukan mereka yang besar bagi prestasi lahiriah
dan yang memegahkan diri.
Bagaimana kita melaksanakan perintah ini?
Perintah Tuhan ini memberikan kewajiban bagi kita:
1.
Kewajiban kita
Terhadap Allah
Secara spiritual Allah telah memberikan
suatu talenta bagi manusia, yang jauh lebih tinggi nilainya daripada harta
benda lainnya. Karunia rohani ini adalah anugerah Allah yang memungkinkan kita untuk
mewujudkan kehidupan yang berguna.
Allah Tuhan kita, Dialah sumber dari segala
yang kita punya, maka kita senantiasa harus memandang kepadaNya di dalam
kondisi dan situasi apapun dalam hidup kita (karena Dialah Allah yang
berpengasihan).
Inilah yang diperintahkan Tuhan Yesus
Kristus agar kita selalu mengasihi Allah dengan segenap hati kita dan
segenap jiwa kita. Dengan pengakuan ini kita tidak akan pernah memegahkan
diri malah sebaliknya kita menyangkal diri kita sendiri.
2.
Kewajiban Mengasihi
Orang Lain
Siapapun diantara kita tidak akan dapat
hidup seorang diri. Karena itu Kristus memerintahkan kasihanilah saudaramu,
kasihanilah orang lain sebagaimana Tuhan yang mengasihi kita.
Perikop kita hari ini sangat sangat kuat
untuk mengingatkan kita kembali bahwa jika kita mengabaikan kasih terhadap
sesama, mengabaikan kasih terhadap manusia dan berpura-pura mengasihi Allah,
kita adalah menipu diri sendiri.
Karena, bagaimanakah kita mungkin
dapat mengasihi Allah yang tidak nampak oleh mata kita sendiri apabila kita
gagal untuk mengasihi sesama manusia yang hidup bersama-sama dengan kita.
3.
Kewajiban untuk
Mengasihi Diri Sendiri
Kita semua diciptakan Allah dengan sempurna
menurut gambar dan rupaNya (Kej. 1:26). Kita adalah Bait Allah dan Roh Allah
berdiam di dalam diri kita (1 Korintus 3:16-17). Demikianlah kita berkewajiban
untuk mengasihi diri kita sendiri sebelum kita mengasihi orang lain sehingga
kita dapat mengasihi sesama atau orang lain.
Karena itu kita perlu mengukur ketulusan
kasih terhadap sesama manusia dengan kasih terhadap tubuh kita sendiri secara
moral, spiritual dan fisik.
Kekasih dalam nama Tuhan Yesus
Kristus,
Allah sesuai dengan keberadaannya tidak
mementingkan dirinya. Dengan murah hati ia menganugerahkan kasihNya, kemurahan
dan rahmatNya kepada manusia KARENA IA BERKENAN UNTUK BERBAGI DIRINYA DAN
KEKAYAANNYA BAGI KITA.
Demikianlah kita menikmati anugerah,
keselamatan, sebagai orang-orang percaya akan menjadi teladan, bukti nyata
tentang kemurahanNya.
Pemazmur berkata kepada kita: “sebab
kasih setiaMu Tuhan lebih baik daripada hidup bibirku yang memegahkan Engkau”.
Sungguh ajaib anugerah Tuhan, karena
anugerah Tuhan itu tidak dibayar, hanya dituntut kesetiaan. Tak satu mata
uangpun yang sanggup membayar anugerah Tuhan, tetapi anugerah ajaib itu
berlimpah dengan cuma-cuma.
Kekasih dalam Nama Tuhan Yesus Kristus!
Ketaatan akan Firman Tuhan hanya nyata di dalam
tindakan. Seluruh hukum Tuhan dan nubuatan para nabi dihimpun dalam Firman
Tuhan yang mengajak kita untuk hidup dalam KASIH. Sebagai jemaat Tuhan kita
harus memupuk persatuan, persaudaraan dengan orang-orang disekitar kita.
Persatuan dan persaudaraan dalam segala hal adalah
untuk kemuliaan Tuhan, persatuan dan persaudaraan yang didasari kasih kepada
Allah. Kita satu di dalam Kristus, penderitaan orang lain menjadi penderitaan
kita, sukacita orang lain menjadi sukacita kita juga. Artinya, ada kepedulian
kita (simpati dan empati) kepada orang lain. Jadilah menjadi lilin dan garam
yang memupuk hidup di dalam kasih persaudaraan dengan sesama. Pasti akan
tercipta persaudaraan yang rukun dan kesanalah Tuhan memerintahkan.
Kekasih dalam nama Yesus Kristus,
Yang
menjadi pertanyaan: Kenapa kita saling mengasihi?
MENGASIHI =
MEMBERITAKAN YANG TERBAIK
Betapa
mudahnya Gereja ini semakin baik dan bertumbuh apabila kita saling mengasihi.
Memang kita harus akui masalah harta duniawi, bukanlah hal yang mudah ketika
Tuhan Yesus didatangi orang muda yang kaya (Matius 19: 19 + 21). Tuhan Yesus
berkata, jika mau ikut saya kata Yesus: juallah hartamu dan berikanlah kepada
orang miskin, orang kaya yang muda itu menjawab sedih tidak mau melakukannya.
Orang kaya muda ini mau mengikuti Yesus
tetapi dia tidak punya iman.
Orang kaya
muda itu tidak punya iman.
Jesus
berkata:
Iman tanpa perbuatan adalah mati à Jika seorang saudara kita tidak mempunyai makanan dan
pakaian sehari-hari, kita berkata: “selamat jalan kenakanlah baju panas dan
makanlah kenyang” tetapi kita tidak memberikan keperluannya selama dalam
perjalanan, jelas kita tidak berpengasihan.
Untuk itu kita harus berbuat sesuatu.
Amsal 3:27-28 Janganlah menahan kebaikan kepada orang yang berhak, yang memerlukan pertolongan kita, padahal kita sanggup / mampu memberikannya.
Janganlah katakan:
Bagaimana
kasih kita terlaksana kalau besok dia sudah tidak ada, kitalah yang akan
menyesal. Amsal 19:17 menyatakan: “Siapa yang menaruh belas kasihan kepada
orang yang lemah dia memiutangi Tuhan an membalas perbuatannya itu berlipat
ganda”. Sebab Tuhan tidak mau berutang.
Saudara-saudara kekasih dalam nama Yesus Kristus,
(mari kita ikuti sebuah illustrasi ringan)
Hubert dan Joice pengusaha peternakan dan pertanian yang
kaya raya bermimpi akan kedatangan tamu agung Tuhan Yesus. Dalam mimpinya
Hubert mendengar bisikan malaikat bahwa besok hari Minggu Tuhan Yesus akan
mampir di rumahnya. Hubert dan Joice sangat senang dan gembira. Dia
mempersiapkan segala sesuatunya menyambut tamu agung. Seisi rumah turut ambil
bagian, demikian juga para gembala domba dan pekerja pertaniannya. Hari Minggu
tiba kira-kira pukul 07.00 pagi ada yang membunyikan bel dan penjaga segera
membuka pintu tetapi ternyata yang datang hanyalah seorang pengemis dengan
anaknya untuk meminta sepotong roti karena mereka belum makan sejak sore
kemarin. Joice istri Hubert marah-marah dan mengusir pengemis tersebut dan
berkata: “pergilah enyah dari sini saya tidak ada waktu untukmu, kami sedang
menunggu Yesus”. Pengemis dengan anaknya pergi dengan wajah sedih.
Pada pukul 12.00 siang gerbang diketuk tiga orang yang
sedang dalam perjalanan, pembantu Tuan Hubert membuka gerbang dan
memberitahukan Tuan Hubert dan Joice mereka kedatangan tamu. Hubert dan Nyonya
menghampiri tamu tak diundang tersebut ketiga orang tersebut meminta makan dan
minum karena mereka sudah lapar dan haus selama perjalanan. Hubert dengan suara
lantang mengusir tamu tak diundang tersebut.
Menjelang sore hari kurang lebih pukul 17.00 datang lagi
seorang ibu dengan anaknya yang sakit memohon untuk diberikan sekeping terigu
dan sedikit uang untuk anaknya, Joice sungguh kecewa karena tamu mereka hari
ini bukan Tuhan Yesus sebagaimana yang dibisikkan malaikat.
Dalam penantian yang letih Hubert dan Joice diam seribu
bahasa, tiba-tiba ada cahaya terang dengan suara “salam sejahtera”.
Hubert dan Joice heran dan bertanya apakah ini benar-benar suara Tuhan Yesus?
Serta merta mereka mendengar suara Tuhan Yesus dan Yesus berkata: “sebenarnya
aku telah tiga kali menghampiri seisi rumah ini tetapi Aku tidak diperkenankan
untuk masuk rumah ini”.
Hubert dan Joice menjawab: “kami menunggu Tuhan
sejak tadi pagi tapi kami tidak melihat Tuhan, melainkan hanya pengemis dan
peminta-minta”. Lalu Yesus berkata: “sesungguhnya segala sesuatu yang
kamu lakukan untuk seorang dari saudaraku yang paling hina ini kamu telah
melakukannya kepadaKu” (Mat.25:40) dan sesudahnya Tuhan Yesus berbalik
pergi.
Hubert dan Joice sadar dari menyesal sedalam-dalamnya
atas perlakuannya hari ini yang tidak mengasihani sesama manusia yang telah
dilihat matanya sendiri, BAGAIMANAKAH MUNGKIN MEREKA MELIHAT TUHAN ALLAH
YANG TIDAK PERNAH MEREKA LIHAT. Joice dan Hubert mengumpulkan seluruh
karyawannya dan menyuruh untuk mengumpulkan orang-orang miskin (para pengemis,
para tunanetra dan orang-orang yang tidak punya tempat tinggal). Setelah mereka
berkumpul mereka diberi makanan, mereka diberi pakaian, dan Hubert dan Joice
memanggil hamba Tuhan untuk melayani pemberitaan kasih Tuhan. Ada pertobatan, mereka mendirikan rumah doa.
Saudara-saudara kekasih! Dalam rangka PESTA
PAROLOPOLOPON kita pada tanggal 05 Oktober 2003 yang akan datang bukan untuk
sekedar berpesta, tetapi ada sasaran yang kita perlukan dalam hal pelayanan:
Diakoni Sosial membutuhkan dana, Pelayanan Sending dan lain sebagainya. Uluran
tangan kita saudara-saudaraku sangat dibutuhkan, pastilah anda jadi berkat
perpanjangan tangan Tuhan buat orang lain. Ada tertulis:
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan
hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
orang yang memberi dengan sukacita.
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia
kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan
malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
"Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang
miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selamanya."
Ingat Lukas 6:38
Berilah dan kamu akan diberi suatu takaran yang
dipadatkan dan dicurahkan keribaanmu dan hidupmu akan berkelimpahan.
Jangan sesat, Allah tidak mau
dipermainkan karena apa yang ditabur orang itulah yang akan dituainya. Kalau
orang tidak pernah menabur dia tidak akan pernah menuai.
Amen…
Admin (Tigor Agustinus Simanjuntak)

